• Tue. Jan 14th, 2025

    Tuaq Manuk: Mengungkap Pesona Tradisi Adat Dayak di Kampung Merabu, Kabupaten Berau

    May 26, 2023

    ARTIKEL : Tuaq Manuk: Mengungkap Pesona Tradisi Adat Dayak di Kampung Merabu, Kabupaten Berau.

    Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kembali memikat perhatian dengan pesta adat yang spektakuler di kawasan Karst Merabu. Perkampungan Dayak Lebo yang berada di kampung Merabu memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan adat dan budaya masyarakat Dayak. Dalam upaya mempertahankan kekayaan budaya mereka, setiap tahun diadakan pesta adat Tuaq Manuk yang dipenuhi dengan tarian tradisional, musik, dan upacara sakral. Acara ini memberikan gambaran nyata tentang pentingnya pelestarian warisan budaya sebagai identitas masyarakat Dayak, serta sebagai ajang pemersatu dan penguatan kebersamaan dalam komunitas lokal.

    Kampung Merabu, yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menjadi saksi pelaksanaan Tuaq Manuk, sebuah pesta adat yang sarat dengan makna dan simbolisme. Tradisi ini diprakarsai oleh Simpo Belian Danyam, seorang tokoh adat Dayak, setelah menerima petunjuk di dalam mimpi. Tuaq Manuk, yang secara harfiah berarti “merangkul dalam kebersamaan dalam mencapai keberhasilan,” menjadi pijakan bagi masyarakat Dayak Lebo untuk memelihara kearifan lokal dan menghormati leluhur mereka.

    Ritual Tuaq Manuk melibatkan serangkaian tahapan yang dijalani oleh masyarakat setempat dengan penuh kepatuhan dan kekhusyukan. Tahapan pertama adalah Masa Beramu, di mana masyarakat berupaya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam persiapan pesta adat. Selanjutnya, Masa Pasing merupakan waktu untuk mendoakan keperluan yang sudah ada, sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan.

    Tibalah saat yang ditunggu oleh seluruh komunitas Dayak Lebo, yakni Masa Menyadi Tuaq. Pada tahap ini, masyarakat dengan semangat melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka, menjalankan berbagai upacara dan tradisi adat yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam suasana yang penuh kekaguman dan kebersamaan, para pemangku adat memainkan peran penting dalam mengarahkan jalannya pesta adat ini.

    Terakhir, ada Masa Peding, tahapan di mana setiap individu harus taat pada aturan dan pantangan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan wujud penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Dayak Lebo. Dalam Masa Peding, semua peserta pesta adat bersatu dalam kesepakatan untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan lingkungan serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang telah mereka warisi.

    Tuaq Manuk bukan sekadar perayaan adat semata, tetapi juga menjadi simbol pentingnya memelihara adat budaya masyarakat Dayak. Tradisi ini mengajarkan tentang kebersamaan, kepatuhan, dan penghargaan terhadap leluhur serta alam sekitar. Melalui Tuaq Manuk, masyarakat Dayak Lebo terus memperkuat jalinan kebersamaan dan menguatkan identitas budaya mereka.

    Dalam upaya menjaga kekayaan warisan budaya mereka, masyarakat Dayak Lebo menyadari pentingnya menjaga dan memperkenalkan Tuaq Manuk kepada generasi muda. Hal ini diharapkan dapat memastikan kelangsungan dan kelestarian tradisi yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak di Kabupaten Berau.

    Dalam sambutannya, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menekankan pentingnya memelihara, melestarikan, dan meningkatkan sarana prasarana penunjang pariwisata di sekitar objek wisata di Kampung Merabu. Beliau mengingatkan bahwa Kabupaten Berau tidak hanya memiliki keindahan alam bahari yang terkenal seperti Maratua, Derawan, dan Biduk-biduk, tetapi juga kekayaan hutan dan adat budaya yang menjadi aset berharga.

    Bupati Berau mendorong Dinas Pariwisata untuk melakukan pembinaan dan pendampingan yang intensif kepada masyarakat setempat, dengan tujuan mengoptimalkan potensi pariwisata di Kampung Merabu dan kampung-kampung lain di Kabupaten Berau. Langkah ini bertujuan agar masyarakat dapat memanfaatkan potensi wisata yang ada dengan baik, serta menjaga keaslian dan kelestarian lingkungan serta adat budaya setempat.

    Dukungan dari pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata diharapkan dapat memperbaiki infrastruktur pendukung pariwisata di Kampung Merabu, termasuk pengembangan akses transportasi, fasilitas akomodasi, dan sarana rekreasi yang ramah lingkungan. Diharapkan upaya ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut, memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, dan melestarikan budaya masyarakat Dayak Lebo.

    Bupati Berau juga mengajak semua pihak, termasuk masyarakat setempat, untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan, keramahan, dan keamanan di objek wisata. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku pariwisata diharapkan dapat menciptakan pengalaman wisata yang memikat dan tak terlupakan bagi setiap pengunjung.

    Dengan langkah konkret ini, Kabupaten Berau diharapkan dapat menjadi destinasi wisata yang beragam, tidak hanya terkenal karena keindahan alam baharinya, tetapi juga karena kekayaan budaya dan adat istiadatnya. Peningkatan potensi pariwisata di Kampung Merabu dan daerah sekitarnya akan memberikan manfaat jangka panjang, baik bagi masyarakat lokal maupun bagi pembangunan berkelanjutan Kabupaten Berau secara keseluruhan. (Penulis: Pandu)