BERAUSATU.ID, TANJUNG REDEB – Sempat mendapatkan sorotan terkait kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berau dalam Rapat Paripurna Rekomendasi DPRD Berau terhadap LKPJ Bupati Berau TA 2023, Senin 17 April 2023, pihak dari Perumda Air Minum Batiwakkal akhirnya angkat bicara.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Batiwakkal Saipul Rahman, menegaskan bahwa kontribusi perusahaan yang diasuhnya terhadap PAD Berau pada tahun 2023, mencapai Rp 375 juta. Senin 15 Mei 2023
Lanjutnya, Jumlah yang disetor pada tahun 2023 tersebut merupakan hasil dari kinerja tahun sebelumnya yakni tahun 2022. Nilainya pun tidak jauh berbeda dengan yang dibayar pada tahun 2022 dari hasil kinerja tahun 2021.
“Dan untuk PAD tahun 2021 yang dibayar pada tahun 2022, sebesar Rp 375.330.008,” tegasnya.
Dirinya mengatakan, Kontribusi Perumda Air Minum Batiwakkal, sempat meraih nominal tertinggi pada tahun 2020 sejumlah Rp 2,17 miliar, yang merupakan hasil kinerja tahun 2019.
“Tahun 2020 kita tidak menyetor karena mengalami kerugian. Namun, di tahun 2022 kita juga telah membayar PAD sekitar Rp 350 juta yang merupakan kinerja tahun 2021,” jelasnya.
Dilanjutkannya, untuk meningkatkan target PAD di PDAM, tentu disesuaikan dengan fokus masing-masing Perumda. Sebab setiap Perumda atau Perseroda memiliki fokus yang berbeda-beda.
“Ada yang fokus dengan mencari keuntungan atau laba dan ada yang titik beratnya lebih kepada pelayanan. Jadi kita perlu tentukan dulu Perumda Batiwakkal akan diarahkan untuk mengejar laba atau pelayanan,” imbuhnya.
Sebab, jika dibandingkan dengan PDAM di kabupaten atau kota lain di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) atau di Indonesia, tarif PDAM Berau sangat jauh di bawah standar.
“Kalau mau mengejar laba tentu perlu menaikkan tarif. Jika perlu, kita tetapkan sesuai batas atas SK Gubernur Kaltim yaitu sekitar Rp 13 ribu per meter kubik,” paparnya.
Sebagai perbandingan, tarif air minum di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sekitar Rp 9.300 per meter kubik. Hal itu sangat berbeda jauh dengan tarif air minum di Kabupaten Berau sekitar Rp 4.700-an per meter kubik.
“Ini tentu cukup berat bagi PDAM Berau untuk bisa memberikan peningkatan laba optimal,” tandasnya.
Saipul menambahkan, bahwa sebenarnya sudah ada wacana penyesuaian tarif air minum agar PDAM dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi PAD Berau.
“Namun, wacana penyesuaian tarif tahun lalu itu justru disorot oleh DPRD sendiri dengan berbagai alasan,” tegasnya.
Oleh karena itu, dirinya pun meminta DPRD Berau agar dapat mendukung Perumda Air Minum Batiwakkal terutama dalam upaya penyesuaian tarif air minum.
“Jika DPRD meminta agar kami menyumbang PAD lebih besar, maka seharusnya mendukung penyesuaian tarif yang memang sudah sekitar 12 tahun belum ada perubahan,” tutupnya. (IAH)