BERAUSATU.ID, ARTIKEL -Tari Hudoq merupakan jenis tarian daerah untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Dayak setempat atas kesuburan dan panen yang berlimpah.
Biasanya Tari Hudoq ini akan ditampilkan saat akan pembukaan lahan, menabur benih dan ketika panen karena memang mayoritas sub-etnis Dayak tersebut pekerjaan utamanya berladang.
“Hudoq” memiliki makna “menjelma“. Maka dari itu para penari akan mengenakan topeng burung yang melambangkan seolah-olah sedang menjelma menjadi burung.
Sedangkan menurut masyarakat setempat (orang Busang, Bahau, Modang, Penihing dan Ao’heng), kata “hudoq” mengacu pada 13 hama yang sering merusak tanamanan sawah dan ladang seperti gagak, tikus, belalang dan lain sebagainya.
Konon suku Dayak percaya bahwa saat musim tanam tiba, roh para leluhunya (Jeliwan Tok Hudoq) akan turun berada di sekeliling mereka untuk mengawasi dan membimbing anak cucunya. Adapun gerakannya dipercaya turun langsung dari kayangan di alam nirwana.
Namun karena wujud mereka yang menyeramkan maka diperintahkan untuk mengenakan kostum samaran menjadi setengah burung.
Dari kisah itulah nama Hudoq sudah sangat melekat di suku Dayak. (PANDU/ TIM BERAUSATU.ID)