BERAUSATU.ID, TELUK BAYUR – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau terus meningkatkan kualitas keparawisataan di Bumi Batiwakkal. Salah satunya yaitu dengan mendukung Teluk Bayur sebagai kawasan wisata Kota Tua.
Abdul Majid, Sekertaris Disbudpar Berau menyebut kegiatan tersebut guna meningkatkan SDM bagi pelaku Parawisata dan Enokomi Kreatif, terkhusus dalam mengolah kuliner tradisional.
“Sehingga pada saat ada kunjungan wisata, kita bisa menyajikan makanan khas maupun makanan tradisional kita,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini Majid berharap agar masyarakat maupun Pokdarwis setempat bersama pemerintah daerah bisa mewujudkan Teluk Bayur sebagai Wisata Kota Tua.
“Karna Teluk Bayur ini kaya dengan nilai sejarah, sehingga ini patut kita lestarikan bersama,” pungkasnya.
Samsiah Nawir, Kabid Bina Pengembangan Destinasi Pariwisata, Disbudpar Berau, usai menggelar penutupan Kegiatan Pelatihan Kuliner Kota Tua Teluk Bayur, Selasa (26/12/2023) menyebut kegiatan tersebut merupakan wujud Pemerintah Daerah dalam meningkatkan dan mengembangkan Parawisata di Bumi Batiwakkal.
Dijelaskannya kegiatan Pelatihan Kuliner Ini merupakan program untuk mendukung Teluk Bayur yang sudah mendapatkan SK Bupati sebagai wisata tematik Kota Tua,” ucapnya.
Dengan demikian menurutnya perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM-nya salah satunya yaitu bidang Kuliner. “Selain wisata sejarah dengan adanya Cagar Budaya, wisata edukasi, tentu pengembangan atraksi wisata Kuliner juga perlu kita
lakukan,” paparnya.
Menurutnya berbagai jenis Kuliner jadul dan kue tradisional dapat di sajikan, seperti, gado-gado, cenil, kue talam, gegetas, kekicak, buras, madu mongso, maupun makanan ringan seperti opak, sagon, maupun Kuliner tradisional lainnya yang jarang dijumpai.
“Semoga melalui kegiatan ini, bisa memotivasi para pelaku UMKM dan pengelola Kota Tua dalam hal ini Kelompok Sadar Wisata untuk melestarikan dan membuat even Kuliner mingguan di sekitar alun-alun sebagai salah satu daya tarik wisata Kota Tua,” harapnya.
Dijelaskannya, untuk menjadi sebuah destinasi wisata, setidaknya Kota Tua Teluk Bayur minimal mengandung 3A, yaitu Akses, Aminitas, dan atraksi
“Untuk mewujudkannya, tentu diperlukan sinergitas bersama, antara masyarakat, OPD Terkait, Pihak Swasta, Akademisi, media dan Komunitas, untuk pengembangan Kota Tua terutama dalam merevitalisasi kembali bangunan-bangunan bersejarah yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya,” jelasnya.
Pada peserta pelatihan yang diakhiri dengan Bazar jajanan Jadul, Dirinya juga berharap agar kegiatan ini diadakan secara berkelanjutan, “para pelaku UMKM harus berani mengadakan atraksi seperti ini, minimal sekali dalam seminggu karena sebuah Destinasi harus mengandung unsur Something to See, something to do dan something to Buy,” pungkasnya.
Sementara itu, Vera, Penanggung jawab kegiatan tersebut menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari yaitu dimulai dari tanggal 24-26 Desember 2023. Dengan peserta berjumlah 35 orang yang terdiri dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Pelaku UMKM Sekitaran kawasan Kota Tua.
“Ini juga merupakan kegiatan kami yang terakhir di tahun ini yang bersumber dari dana ABT Perubahan tahun 2023,” ucapnya.
Adapun kegiatan tersebut selain materi mengenai pengolahan Kuliner, peserta juga diberi materi lain seperti materi kepribadian, hibgga materi sapta pesona. (*uga)