BERAUSATU.ID, TANJUNG REDEB- Wakil Bupati Berau, Gamalis Membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah Kabupaten Berau Tahun 2023 di Ruang RPJPD Bapelitbang, Pada Senin (31/07/2023).
Dikatakannya dirinya menyambut baik atas terlaksananya rakor tersebut sebagai ajang penguatan sinergitas antara perangkat terakait dalam upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Berau Tahun 2023.
Disebutkannya bahwa Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang masuk dalam kategori rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Diketahui Belakangan ini BMKG Stasiun Balikpapan mendeteksi terdapat 30 titik panas yang tersebar di Kalimantan Timur, di mana 7 di antaranya berada di Kabupaten Berau yaitu 1 titik di Kecamatan Kelay, 4 titik di Kecamatan Sambaliung dan 2 titik di Kecamatan Tabalar.
“Dengan demikian, kita harus mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang bisa saja terjadi. Untuk itu, kita harus betul-betul siaga menjaga dan mengamankan kawasan hutan dari bahaya Karhutla,” Ungkapnya.
Dirinya menyebut Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2020 mengamanatkan kepada seluruh Bupati/Walikota untuk segera merumuskan langkah dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di daerah.
Dijelaskannya Pemerintah Kabupaten Berau telah melakukan alokasi penganggaran melalui BPBD untuk kegiatan pencegahan maupun penanganan Karhutla, melakukan upaya-upaya koordinasi, mulai tingkat tapak sampai pemerintah pusat
“Pemerintah Kabupaten Berau juga melakukan upaya-upaya antisipasi dini terhadap potensi Karhutla melalui sosialisasi, penyuluhan, dan groundcheck pada setiap titik api,” Lanjutnya.
Pemerintah Kabupaten Berau juga telah menyiapkan sarana dan prasarana pengendalian Karhutla, seperti: pembentukan pos Dalkarhutla di setiap kecamatan dan penyediaaan peralatan Dalkarhutla, serta membentuk relawan Masyarakat Peduli Api dan melakukan pembinaan secara intensif berkala.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Berau, pada tahun 2022 lalu, kejadian Karhutla terjadi sebanyak 34 kali, dan luas lahan yang terbakar mencapai 87,5 hektare dan sudah tertangani.
“Realitas ini tentu perlu menjadi pelajaran sekaligus evaluasi kita bersama agar bencana Karhutla dapat kita cegah dan minimalisir,” Ujarnya.
Menurutnya Hal tersebut penting, mengingat Kabupaten Berau seringkali terdeteksi sebagai titik panas karena beberapa kawasannya berupa gambut yang berpotensi menyebabkan kebakaran dan menimbulkan kabut asap.
Dirinya mengimbau kepada BPBD dan perangkat yang mengurusi hutan, pertanian, dan juga seluruh elemen masyarakat untuk bersama- sama melakukan mitigasi untuk meminimalisir titik panas tersebut.
Gamalis juga menghimbau masyarakat untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengolah lahan, terutama jika berdekatan dengan kawasan hutan, dan disarankan untuk melakukan pembuatan briket serta menggunakan cuka kayu.
Dirinya juga menginstruksikan kepada seluruh stakeholder membuat rencana kerja pencegahan dan penanganan Karhutla serta serta menjalin sinergi dan kerja sama.
“Perlu kita sadari bersama, bahwasanya mencegah jauh lebih baik daripada mengobati,” Tuturnya.
“Untuk itu, sekali lagi, mari kita saling bahu-membahu mencegah kebakaran hutan dan lahan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat Kabupaten Berau,” Tutupnya. (*MNH/ADV)