TERUS TERANG, saya khawatir dan deg-degan juga saat mengetahui anak saya ikut ajang bergengsi sebagai Duta Budaya Kabupaten Berau 2023. Pasalnya, ia anak terbilang tidak banyak bicara. Kalau bicara secukupnya saja.
Nah lho, kok tiba-tiba ikut kontes yang mengandalkan rasa percaya diri untuk tampil di hadapan orang banyak. Tidak sekedar tampil doang, setidaknya bisa berorasi dan menjawab pertanyaan para juri seputar masalah adat dan budaya.
Terbayang kan, bagaimana seorang anak yang pendiam, tidak pernah sama sekali ikut perlombaan. lalu didaulat berpidato dan menjawab pertanyaan para juri di hadapan banyak orang? Ya, ada perasaan ngeri-ngeri sedap juga di benak ini, jangan sampai… Ahh, sudahlah!
Sedikit saya bercerita tentang anak saya itu. Namanya M. Dewa Ganesha Ichsan yang biasa disapa dengan Ganes. Masa kecilnya ia begitu ceria dan banyak bicara.
Namun sejak ibunda Ganes tercinta kembali ke ribaan-NYA, kala itu Ganes berumur 11 tahun masih duduk di kelas 6 SD, tiba-tiba saja sosoknya berubah drastis.
Saat hari terakhir ibunya akan berpulang ke Rahmatullah, Ganeslah yang menemaninya di rumah sakit. Kami semua fokus sama Ken (adik Ganes) yang sementara sakit dan bersiap untuk operasi jantung.
Bisa jadi ketika ditinggal oleh sosok yang sangat ia cintai – ibunya, Ganes merasa terguncang, hingga ia lebih banyak membisu. Kala itu, saya menjadi khawatir dengan kondisi psikologisnya.
Hari berganti hari, ia tumbuh dengan kondisi sikap yang tidak banyak bicara. Sedikit pendiam, jika pun bicara, seadanya saja. Ia memilih lebih banyak di rumah dibanding keluyuran bergaul di luar rumah. Terkadang, untuk memulai dialog dengannya, sayalah yang menyapa duluan dan memulai obrolan.
Dengan sosok yang pendiam itulah, saya merasa agak was-was ketika ia akan mengikuti ajang Duta Budaya Berau Tahun 2023. Beragam tanda tanya besar yang melingkupi benak ini. Bukan persoalan juara atau tidak juara, bukan pula persoalan para kontentan lainnya yang punya pengalaman dibanding anak saya itu.
Namun, mampukah ia berhadapan dengan orang banyak? Apa bisa menjawab juri dan berorasi?
Saya hanya memberikan pesan sebelum mengikuti ajang tersebut. Kata saya kepadanya: “Ikut saja nak, jangan pikir hasilnya (juaranya), tapi cari pengalaman saja,” ucapku.
Dan saat itu pun tiba, hari Ahad tanggal 11 Juni 2023, bertempat di Imperial Ballroom Exclusive Hotel, berlangsung malam Grand Final Pemilihan Duta Budaya Kabupaten Berau Tahun 2023.
Seingat saya, di setiap tahapan penyisihan malam itu, Ganes berhasil melangkah hingga ke babak final dengan menyisakan tiga pasangan. Ia begitu tampil memukau. Sosoknya yang sedikit pendiam dan tidak banyak bicara itu, hilang lenyap berubah menjadi sosok yang penuh percaya diri, bersemangat, dan sedikit punya kemampuan orasi.
Saat dirinya tampil untuk melangkah ke babak final, Ganes bersuara lantang di hadapan juri dan audience: “Pelaut ulung tidak lahir dari ombak yang tenang, saya, Muhammad Dewa Ganesha !” Serunya. Gemuruh tepuk tangan pun membahana di hotel itu.
Alhamdulillah, ia menyabet juara ketiga, sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Dengan pengalaman yang sama sekali tidak ada, ditambah sosoknya yang tidak banyak bicara, setidaknya Ganes bisa membuktikan dirinya bahwa ia mampu.
Menurut saya pribadi, dialah sang pemenang sejati. Karena Ganes bisa memecah gunung es yang ada di dalam dirinya – Mengalahkan dirinya sendiri yang tidak banyak bicara itu!
“Selamat ya nak, Bapak bangga dan saya yakin, ibumu pun berbahagia di alam sana, Alfatihah.”