BERAUSATU.ID, TANJUNG REDEB- Pemkab Berau berkomitmen melakukan percepatan penanggulangan stunting. Utamanya pada pelaksanaan intervensi serentali pencegahan stunting Kabupaten Berau.
Oleh karenanya, Pemkab Berau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau menggelar Monitoring dan Evaluasi Tim Pelaksanaan Terkait Berbasis Pangan Lokal Bagi Balita dan Ibu Hamil KEK, berlangsung di Ballroom SM Tower, Selasa (22/10/2024).
Asisten I Setda Berau, Hendratno mewakili Pjs Bupati Berau, membuka kegiatan tersebut, dikatakannya salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah melalui pangan yang dikonsumsi balita dan ibu hamil.
“Untuk itu, saya juga mendorong para kader Posyandu, sebagai layanan kesehatan bagi ibu dan balita, untuk dapat melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal,” ujarnya.
Selain itu, ia juga meminta kader posyandu untuk terus mengoptimalkan angka kunjungan, pengukuran, dan penyuluhan, serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan.
Disampaikannya, Indonesia memiliki keragaman hayati sebagai sumber karbohidrat, protein, dan zat lainnya yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut menjadi salah satu potensi yang harus dimaksimalkan guna mencegah dan menanggulangi stunting.
Hendratno juga menjelaskan, Kebijakan dan program percepatan penurunan stunting diarahkan untuk mendukung pencapaian target RPJMN pada angka 14 persen untuk tahun 2024.
Sementara itu, berdasarkan survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023, prevalensi balita wasting di Berau sebesar 7.1 persen, balita stunting 23,0 persen, balita underweight 19,4 persen, dan balita overweight 4,9 persen. Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 27,7 persen dan ibu hamil KEK sebesar 16,9 persen.
“Angka ini tentu menjadi pekerjaan besar bagi kita semua. Untuk itu, saya menginstruksikan kepada kita semua, seluruh perangkat terkait untuk bekerja lebih maksimal, agar target ini bisa dicapai. Tentunya, saya juga mengharapkan inovasi-inovasi terbaik dari kita semua,” tuturnya.
Ia pun mengatakan, posyandu merupakan pranata yang memberikan layanan kesehatan masyarakat di tingkat tapak. Sehingganya diperlukan peningkatan kapasitas, khususnya 25 kemampuan dasar. Hal tersebut guna menjaga keprofesionalan dalam bertugas dan memberikan layanan berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Sebagai pemegang tonggak kepemimpinan yang akan membawa kemajuan bagi Bumi Batiwakkal nantinya, kualitas kesehatan anak-anak perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk berkontribusi secara maksimal.
“Kepada para kader, agar terus bersemangat menghidupkan Posyandu dan memberikan layanan yang terbaik. Saya juga mendorong jajaran Dinas Kesehatan untuk terus memberikan pendampingan dan pembinaan,” tutupnya. (*MNH/ADV)