BEEAUSATU.ID, TANJUNG REDEB- Inflasi menjadi salah satu perhatian pemerintah baik daerah hingga pusat, sejak kepemimpinan Presiden Jokowi hingga Presiden Prabowo. Banyak faktor yang mendorong tingginya inflasi, salah satunya yakni stabilitas harga.
Hal tersebut disampaikan oleh Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik dan didampingi oleh Pjs Bupati Berau, Sufian Agus saat meresmikan kios penyeimbang di Pasar Sanggam Aji Dilayas, Selasa (28/10/2024). Hadirnya kios penyeimbang merupakan kolaborasi antar Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Berau guna menekan inflasi.
Diterangkannya, Kabupaten Berau menjadi wilayah ke empat yang memiliki kios penyeimbang di Kalimantan Timur. Sebelumnya kios penyeimbang juga telah ada di Samarinda dan Balikpapan masing-masing ada 2 kios. Serta Penajam Paser Utara (PPU) dan Berau masing-masing 1 kios.
“Totalnya 6 kios penyeimbang di Kalimantan Timur. Empat daerah itu menjadi perhatian khusus karena merupakan penyumbang angka inflasi yang cukup tinggi. Bahkan membuat Berau menduduki posisi ke-23 se-Indonesia untuk tingginya angka inflasi,” jelasnya.
Sebelumnya, hanya Semarinda dan Balikpapan yang dijadikan sampel untuk inflasi di Kalimantan Timur. Namun, setelah masuknya PPU dan Berau sebagai sampel inflasi Kalimatan Timur, hal tersebut menyababkan terjadinya kenaikan angka inflasi.
“Kita lihat penyebab tingginya angka inflasi itu adalah 10 komoditi pokok yang jadi dasar penilaian BPS. Dimana harga dari kpmoditi itu sangat fluktuatif. Sehingga salah satu langkah dilakukan adalah toko penyeimbang karena pasar tidak bisa diintervensi. Ketika suplai besar maka harga rendah, dan sebaliknya,” terangnya.
Hadirnya kios penyeimbang yang merupakan arahan dari Kementrian diharapkan dapat menjadi solusi inflasi. Sehingga dapat menjaga harga bahan pokok tetap murah dan terjangkau untuk masyarakat Kabupaten Berau. (*MNH)