BERAUSATU.ID, TANJUNG REDEB- Ratusan massa dari Aliansi Berau Menggugat yang terdiri dari sejumlah organisasi mahasiswa, pemuda, serta masyarakat Kabupaten Berau menggelar aksi demonstrasi bertajuk aksi solidaritas di depan Kantor DPRD Berau, Senin (01/09/2025) siang.
Aksi ini merupakan respons atas gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah sejak 28 Agustus 2025 lalu, seperti di Jakarta, Surabaya, Makassar, Nusa Tenggara Barat, dan sejumlah wilayah lainnya. Sejumlah aksi di daerah tersebut bahkan berujung ricuh, disertai penjarahan, perusakan fasilitas umum, hingga pembakaran gedung.
Dalam orasi yang dilakukan secara bergantian, demonstran menegaskan penolakan terhadap kenaikan tunjangan DPR yang dinilai tidak sejalan dengan kondisi masyarakat saat ini.
Aksi sempat memanas ketika demonstran membakar ban di depan kantor DPRD. Situasi ini membuat aparat kepolisian bersama sejumlah anggota DPRD turun langsung menemui massa guna mendengar aspirasi sekaligus meredam ketegangan.
Dalam orasinya, Jendral Lapangan (Jenlap) Aliansi Berau Menggugat, Muhammad Asry J menyampaikan berbagai tuntutan atas isu nasional. Salah satunya mempertanyakan besarnya gaji dan tunjangan anggota dewan yang dinilai tidak masuk akal.
Selain isu nasional, massa juga menyoroti persoalan daerah khususnya di Kabupaten Berau. Para demonstran mendesak pemerintah daerah serta DPRD agar lebih serius menangani perbaikan infrastruktur dasar, persoalan tenaga kerja, lingkungan hidup, pendidikan, hingga layanan kesehatan.
Dalam aksi tersebut, dirinya juga mengantisipasi adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang diduga akan memprovokasi kegiatan tersebut.
“Aksi kami merupakan aksi solidaritas atas ketidakadilan yang terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Berau. Maka dari itu, kami ingin bertemu dengan wakil rakyat kami yang ada di gedung tersebut,” ujarnya.
Selain itu, dirinya juga meminta agar berbagai tuntutan yang telah di sampaikan dapat diterima agar keadilan dan keinginan masyarakat dapat terpenuhi.
“Kami meminta kinerja dari wakil rakyat kami dapat ditingkatkan, lebih mementingkan kepentingan masyarakat daripada perintah partai. Karena DPR adalah wakil rakyat kami, bukan budak partai,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Nooryanto, menyampaikan apresiasi atas keberanian mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi publik.
“Saya berterima kasih kepada mahasiswa dan mahasiswi di Kabupaten Berau yang memperjuangkan bukan hanya aspirasinya, tetapi juga suara masyarakat. Aspirasi ini akan kami bahas di DPRD. Untuk isu nasional akan kami teruskan ke pemerintah pusat, sementara isu daerah akan segera kami koordinasikan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dedy juga menyinggung persoalan penerimaan tenaga kerja lokal yang sering dikeluhkan masyarakat. Menurutnya, hal itu masih dalam pembahasan bersama pemerintah provinsi karena peraturan daerah yang ada belum cukup kuat tanpa dukungan peraturan bupati (Perbup).
“Kalau hanya perda, perusahaan masih bisa mengelak. Karena itu, perlu Perbup agar bisa memperkuat aturan supaya perusahaan lebih patuh,” tegasnya.
Meski berlangsung dengan tensi tinggi, aksi demonstrasi berjalan aman hingga akhir. Massa berharap aspirasi mereka tidak hanya sekadar didengar, namun benar-benar ditindaklanjuti sebagai bentuk tanggung jawab para wakil rakyat dalam menjalankan tugas dan fungsinya. (*MNH)