Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar sambangi Berau Coal di Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2. Festival LIKE 2 ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama 4 hari pada tanggal 8-11 Agustus bertempat di Jakarta Convention Center.
Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar melihat upaya keberlanjutan Berau Coal dalam pemulihan lingkungan pascatambang dan pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan perkebunan kakao yang berkelanjutan saat mengunjungi booth Berau Coal di Festival LIKE 2 tersebut. Pada Festival ini, ada sebanyak 57 booth yang berpartisipasi baik dari unsur pemerintah, perusahaan, organisasi internasional, kementerian-lembaga, dan komunitas lingkungan.
Mengangkat tema ’10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas, Menteri Siti Nurbaya mengatakan pentingnya keberlanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Ia mengungkapkan pihaknya telah menjalankan kegiatan maupun kebijakan dalam upaya perbaikan operasional lapangan atau corrective action. Hal itu dilaksanakan dengan penyelesaian masalah dengan cara baru atau inovasi penyelesaian masalah baru dan peningkatan kinerja.
“Kontinuitas dan konsistensi seperti ini sangat penting dalam upaya kita meyakini publik, meyakini masyarakat Indonesia, juga meyakini dunia internasional dalam kaitan isu global pada aspek lingkungan dan iklim,” kata Siti dalam pembukaan acara tersebut.
Berau Coal, sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan dan energi serta memiliki komitmen dalam kelestarian lingkungan turut menyukseskan Festival LIKE 2 ini dengan turut berpartisipasi dalam pameran yang diselenggarakan. Perusahaan tambang batubara asal Berau tersebut menampilkan dua inovasi di booth pamerannya, yaitu Inovasi Lingkungan dan Inovasi Sosial serta aktif berpartisipasi dalam agenda Talkshow Festival LIKE 2 yang berjudul Teknologi Ramah Lingkungan Sektor Pertambangan.
Salah satu inovasi lingkungan yang ditampilkan pada Festival LIKE 2 adalah program “Kembang Mapan” atau Kawasan Pengembangan Masa Depan yang merupakan sebuah kawasan hasil reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang. Area seluas 709,9 hektar ini telah diubah menjadi area konservasi, perkebunan, peternakan, area olahraga dan edukasi. Selain itu, PT Berau Coal juga memanfaatkan kawasan perairan bekas tambang menjadi area perikanan dan melakukan pengolahan air yang menjadikan air bekas tambang aman untuk dikonsumsi.
Corporate Communication Superintendent PT Berau Coal, Rudini mengatakan Kembang Mapan merupakan bukti nyata dari upaya perusahaan dalam melestarikan lingkungan.
“Kembang Mapan merupakan bukti nyata bahwa lahan bekas tambang dapat dipulihkan dan dimanfaatkan kembali secara optimal. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program serupa guna mendukung pelestarian lingkungan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar,” ujarnya.
Kemudian, untuk inovasi sosial, Berau Coal memiliki program dampingan yang bergerak di bidang perkebunan kakao guna meningkatkan kualitas dan kuantitas kakao hasil petani lokal. Berkat dampingan ini produktivitas petani kakao di sekitar area tambang meningkat secara signifikan dari 0,4 ton/tahun/hektar menjadi 0,6 ton/tahun/hektar.
PT Berau Coal melakukan pendampingan kepada para petani kakao mulai dari hulu seperti melaksanakan pelatihan, pemilihan bibit unggulan, menyediakan sarana produksi pertanian, hingga hilir, yakni jaminan akses pasar untuk hasil panen petani dan pendampingan UMKM serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menghasilkan produk turunan kakao yaitu cokelat.
Pada Festival LIKE 2, PT Berau Coal turut membawa produk turunan Kakao, yaitu cokelat dengan berbagai varian rasa dan khas Berau untuk dikenalkan kepada para pengunjung, salah satunya adalah Cokelat Kulanta yang sudah dicicipi langsung oleh Menteri LHK Siti Nurbaya dan juga dipromosikan oleh Wakil Menteri LHK Alue Dohong saat berkunjung ke booth PT Berau Coal.
Rasa cokelat Berau, menuai beragam respon positif dari pengunjung booth PT Berau Coal di Festival LIKE 2 karena rasanya yang unik dan otentik.
“Kali ini, pertama kalinya saya mencoba cokelatnya Berau. Menurut saya, ini enak sekali, apalagi yang rasanya almond. Perpaduan cokelat dan almondnya sangat pas,” seru Rizka Ariestianti selaku pengunjung Festival LIKE 2.
“Rasa cokelatnya enak banget, mewah rasanya dan tentunya rendah kalori ya. Gokil banget, harus dicoba,” ungkap Bayu asal Bogor.
Selain itu, PT Berau Coal juga mengisi Talkshow dalam Festival LIKE 2 ini yang berjudul Teknologi Ramah Lingkungan Sektor Pertambangan. Dalam Talkshow ini, Febriwiadi Djali, General Manager System Compliance & Environment PT Berau Coal menyampaikan sistem pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L) di PT Berau Coal yang bernama Berau Coal Green Mining System (BeGeMS). Sistem ini berfungsi untuk memantau seluruh program pengelolaan K3 dan lingkungan.
“Kami membuat suatu sistem, yaitu Berau Coal Green Mining System (BeGeMS), ini adalah sistem yang menggaet dan menstandarisasi seluruh pertambangan menuju green mining. Kami di pertambangan ada enam aspek yang menjadi pondasi yakni, teknis pertambangan, keselamatan pertambangan, lingkungan hidup, standarisasi usaha jasa, konservasi batu bara, dan pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya pada Talkshow Festival LIKE 2: Teknologi Ramah Lingkungan Sektor Pertambangan.
Selain itu, Djali juga menyampaikan inovasi-inovasi teknologi yang dilakukan oleh PT Berau Coal dan berdampak positif dalam aspek lingkungan, salah satunya aplikasi terintegrasi bernama BEATS, yaitu aplikasi pendukung K3L dan Internal Compliance di Berau Coal agar pekerjaan berjalan aman, selamat dan ramah lingkungan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Febriwiadi menambahkan PT Berau Coal juga melakukan perbaikan infrastruktur guna memperbaiki lingkungan. Salah satunya dengan melakukan reklamasi dan revegetasi. Lahan bekas tambang ditanami dan dimanfaatkan kembali sesuai peruntukkan dan fungsinya.
“Di darat, kita percepat revegetasi-nya. Kami juga melakukan penanaman di lahan basah, kemudian konservasi sumber energi dari genset dan kerja sama dengan PLTU setempat serta ada beberapa kegiatan yang kita menggunakan solar panel,” katanya.
Seluruh upaya yang telah dilakukan PT Berau Coal ini sejalan dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik. Pemerintah telah mewajibkan setiap perusahaan tambang untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup pasca operasi pertambangan.
Melalui program-program PT Berau Coal yang dilakukan untuk lingkungan dan sosial, PT Berau Coal berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan serta terus berkomitmen menjadi perusahaan tambang yang memiliki komitmen tinggi terhadap pengelolaan lingkungan.