Example floating
Example floating

Panen Perdana di Segah, HSB Siap Kembangkan Lahan Jagung hingga Ratusan Hektare

BERAUSATU.ID, SEGAH – Panen perdana jagung di lahan hampir dua hektare Kampung Batu Rajang, Kecamatan Segah, Rabu (13/08/2025), menjadi bagian dari program nasional Penanaman Jagung 1 Juta Hektare yang diinisiasi Polri. PT Hutan Sanggam Berau (HSB) sebagai salah satu perusahaan daerah turut berperan dalam kegiatan ini.

Acara dihadiri jajaran manajemen PT HSB, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Berau Junaidi, Camat Segah Noor Alam, Kapolsek Segah Iptu Lisinius Pinem, Plt SEVP Perencanaan dan Pemasaran PT Inhutani I, serta Kepala Kampung Batu Rajang.

Manajer Pengamanan Hutan dan Humas PT HSB, Anwar Kalfangare, mengatakan kehadiran pihaknya adalah bentuk dukungan terhadap ketahanan pangan. “Bibit jagung disediakan oleh HSB, sementara lahan dan tenaga kerja berasal dari masyarakat,” ujarnya.

Ditegaskannya, kegiatan tersebut akan menjadi langkah awal diversifikasi usaha HSB yang selama ini hanya mengandalkan produksi kayu bulat.

“Beberapa tahun terakhir kami melakukan optimisasi aset, dan panen ini menjadi bukti bahwa sektor tanaman pangan memiliki potensi sebagai sumber pendapatan tambahan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anwar menyebut pihaknya akan menyusun feasibility study bersama akademisi dan konsultan. “Agar pertanian jagung maupun komoditas lain dapat dilakukan secara semi-modern dengan teknologi yang tepat,” tambahnya.

HSB berencana memperluas lahan hingga 5 hektare, serta memberikan bantuan bibit, pupuk, dan herbisida. “Langkah ini kami harapkan dapat memperluas areal tanam dan meningkatkan hasil panen pada musim berikutnya,” jelasnya.

Program ini juga masuk dalam skema Perhutanan Sosial dan Multiusaha Kehutanan. Jika studi kelayakan disetujui, Anwar menyebut lahan bisa berkembang hingga ratusan hektare, termasuk untuk tanaman kakao.

“Kami berharap program ini menjadi stimulus. Kalau masyarakat melihat ini berhasil, mereka akan terdorong menanam komoditas bernilai ekonomi tinggi, bukan hanya sawit,” katanya.

Sementara itu, Junaidi menilai langkah ini sangat potensial mengingat luasnya lahan non-produktif milik PT HSB di empat kecamatan. “Mudah-mudahan program ini bisa memberikan usaha sampingan bagi petani di sekitar hutan dan memberikan dampak positif,” tuturnya.

Dirinya juga mengusulkan pemanfaatan sebagian lahan untuk tanaman benih atau komposit. “Sekarang kalau mau pengadaan lima atau sepuluh ton benih, kita harus beli ke Jawa. Padahal lahan kita banyak. Kalau kita tanam dan kelola sendiri, bahkan bisa menghasilkan benih bersertifikat yang dapat dipasarkan,” pungkasnya. (*MNH/ADV)